Tuesday, June 06, 2006

Coba2 Menulis Celpen (Celoteh Pendek)

Ruangan itu kelam, kalau tidak bisa dikatakan gelap. Hanya sebuah sorotan cahaya lampu pada wajah seorang wanita yang cukup manis. Matanya berbinar-binar ketika menceritakannya.

"Kami bertemu di sebuah restoran cepat saji", suara wanita itu riang dan dipenuhi emosi mendalam karena kenangan manisnya itu.

"Ia menabrakku yang sedang membawa makananku, ketika ia bangkit dari mejanya. Ia segera meminta maaf dengan gentle dan menolongku. Ketika kami bangkit dari lantai memunguti makananku yang jatuh, mata kami bertemu. Dan saat itulah aku tahu, dia adalah 'missing piece'-ku"

"Ketika ia kubawa bertemu keluarga ku, beberapa bulan kemudian, ia segera akrab dengan ayahku. Ibuku juga menyukainya. Bahkan saudari-saudariku yang lain yang biasanya mengernyitkan muka kalau aku membawa 'mantan' pacar-pacarku yang dulu, kali ini cuma senyum2 misterius, seperti menggodaku"

"Kami akhirnya menikah, dan aku bahagia sekali, sampai....."

Wanita muda itu berhenti sebentar, seperti tidak mampu meneruskan ceritanya. Ia menahan-nahan tangisnya sesegukan, dan mengigit-gigit bibirnya.

"Lalu apa yang terjadi? Bagaimana kejadiannya?", terdengar suara kasar seorang laki-laki agak tua, seperti bergumam, karena ia bicara sambil mempertahankan rokoknya yg mengepulkan asap banyak. Wajahnya tidak jelas, karena kelamnya ruangan. Hanya terdengar terus ketak-ketik mesin tik yang digerakkan oleh jejarinya.

Wanita itu terdiam sebentar, dan menyibak rambutnya yang panjang menutupi sedikit mukanya tadi dengan tangan kanannya yang merah oleh darah yang mulai mengering.

"Tadi ia pulang dengan mabuk. Sepertinya habis minum banyak dengan perempuan2 tidak benar, hal yang telah diulanginya terus setiap malam selama tiga tahun ini. Tapi kali ini aku sudah tidak tahan lagi. Ia masih mencoba menamparku beberapa kali", wajah wanita itu memang bengkak di banyak tempat.

"Ia mengambil kursi dan menghantamku di pundakku. Kali ini seperti kesetanan, ia kemudian mencekikku. Aku tidak bisa bernafas, dan tanganku meraba-raba benda apapun yang bisa kuraih di meja di belakangku. Gunting! Dan kemudian secara otomatis, ...... oh, aku tidak tahu apa yang telah kulakukan tadi....."

Dan menangislah perempuan itu.

(di sadur dari berbagai sumber)

2 comments:

Anonymous said...

Wew... drama horror nech ? bikin deg deg aja bacanya... awalnya romantis pisan, belakangnya horror pisan wakakakakaka... :P~

doc_wong said...

Emang tuh, five
Lagi mencoba nulis celpen.
Itu unsur kejutan yg tak terduga2 di akhir cerita.
Hahahaha