Thursday, February 08, 2007

Handphone Itu Gengsi, Man!

Teman saya mengatakan, ketika dirinya menampilkan hape Nokia 3310 nya di salon, sialan, dia ngga diladenin. Giliran yang bawa Nokia Comunicator 9300, orang tersebut mendapat respek yang baik.

Aneh memang. Di Indonesia, hape adalah alat yang mewakili gengsi, bukan sekedar alat komunikasi.
You're what handphone you hold. Jangan heran, kalo kita bawa hape tipe lama, sering diminta ganti oleh teman-teman. Apalagi bila susah dihubungi, akibat sinyal operator kurang memadai, biasanya yang disalahkan adalah handphone yang kita bawa.

"Udah deh, lu lem biru aje," demikian saran pelanggan saya. Maksud dia itu "dilem biru" adalah singkatan dari "dilempar beli baru" ... ... ...

Komen2 dibawah ini termasuk variannya:
"Hari gene, masih monokrom?"
"Waks, gak bisa muter musik?"
"Eh, gak ada kameranya mana asyik!"
"Gak buat bisa baca Kho Ping Ho ya?"
"Gimana gue ngirim ring-tonenya. Gak blutut."
"Kok gak beli yang bisa buat IM?"

Padahal di luar negeri, sesama Asia (misalnya Malaysia dan Singapure serta Brunai), temen-temen gue pada lapor, di sana rakyatnya masih megang handphone yang kalo menurut ukuran Indo udah kuno banget, tahun kuda gigit besi. Yang penting nyala dan bisa nyambung. Dan mereka asyik aja pake handphone tipe gitu. Yang kalo di Indonesia, lu mungkin malu kalo ketahuan pake itu tipe hape (pakenya sambil sembunyi-sembunyi).

Mengapa di Indonesia bisa begitu? Ngga heran, Nokia Communicator 9500 penjualan paling tinggi di dunia adalah di Indonesia, mencapai 40 persen dari total penjualan. Mungkin tahu kalo di Indo lebih penting gengsi daripada fungsi. Beragam feature yang ada dari handphone elo yang sekarang lu pakai, paling yang dimanfaatin cuma hitungan jari. Banyakan feature-nya mubazir dan ngga pernah dipakai. Mungkin malah bingung mau pakainya kalo ditanya. Itulah Indonesia. Tanya kenapa.....

Dan sekarang jaman 3G, lagi-lagi di Indonesia, peluncurannya disambut antusias. Penjualan handphone berbasis 3G meningkat. Bandingkan dengan Eropa yang ngga laku. Mereka lebih suka wi-fi. 3G benar-benar gatot (gagal total). Bahkan penemu telpon seluler, Martin Cooper, mencemaskan masa depan 3G ini.

Tenang aja Mr. Cooper. Ini Indonesia. Sekali lagi, itulah Indonesia....Tanya kenapa.....