Sunday, October 03, 2010

Surat Sumiati Singodimejo - by Google Translate

Saya menerima broadcast BBM yang begitu lucunya dari Siany Lee, teman saya, yang membuat saya terpingkal-pingkal di setiap baris surat tulisan Mbak Sum. Lepas dari itu, timbul pikiran iseng saya, bagaimana hasil terjemahan Google Translate? Apakah Google Translate akan sanggup membantu Mbak Sum?






Sumber Tulisan
Berikut sumber tulisannya sebelum diterjemahkan:
Mbak Sum bermaksud mutusin pacarnya Robby (bule). Akan tetapi dia tidak berani bertemu muka dengan kekasihnya. Mbak Sum menulis surat dengan berbekal pengetahuan english yang pas-pasan. Berikut isi suratnya:

Hi Robby, together this letter I want to give know u
(Hai Robby, bersama surat ini saya ingin memberitahumu)

I want to cut connection we
(Saya bermaksud memutuskan hubungan kita)

I have think things very cook cook
(Saya sudah pikirkan masak-masak)

I know my love only clap half hand
(Saya tahu cintaku hanya bertepuk sebelah tangan)

Correctly I have see u go with a women entertainment at town with my eyes head alone
(Sebenarnya saya telah melihat kamu pergi dengan wanita penghibur di kota dengan mata kepala saya sendiri)

You always ask sorry back back river
(Kamu selalu meminta maaf berulang-ulang kali)

You eyes drop tears crocodile
(Matamu mengucurkan air mata buaya)

You correct correct a man crocodile land
(Kamu benar-benar lelaki buaya darat)

So I cut connection and pull body from love triangle this
(Jadi, saya putuskan hubungan ini dan menarik diri dari cinta segitiga ini)

I have been crying night night until no more eye water thingking about ur body
(Saya menangis bermalam-malam sampai tidak ada lagi air mata memikirkan dirimu)

I don't want to sick my liver for two river
(Saya tidak mau sakit hati untuk kedua kalinya)

Safe walk Robby
(Selamat jalan Robby)

Girl friend of your liver
(Kekasih hatimu)

Sumiati lion on the table
(Sumiati Singodimejo)



Hasil Terjemahan
Sebelumnya saya mengambil bagian-bagian isi surat tersebut, dan hasilnya sebagai input untuk diterjemahkan Google Translate adalah sebagai berikut:
Hai Robby, bersama surat ini saya ingin memberitahumu
Saya bermaksud memutuskan hubungan kita
Saya sudah pikirkan masak-masak
Saya tahu cintaku hanya bertepuk sebelah tangan
Sebenarnya saya telah melihat kamu pergi dengan wanita penghibur di kota dengan mata kepala saya sendiri
Kamu selalu meminta maaf berulang-ulang kali
Matamu mengucurkan air mata buaya
Kamu benar-benar lelaki buaya darat
Jadi, saya putuskan hubungan ini dan menarik diri dari cinta segitiga ini
Saya menangis bermalam-malam sampai tidak ada lagi air mata memikirkan dirimu
Saya tidak mau sakit hati untuk kedua kalinya

Selamat jalan Robby
Kekasih hatimu
Sumiati Singodimejo


Dan, seperti magic, hasil terjemahannya keluar seperti berikut:

Hi Robby, along with this letter I want to tell you
I intend to cut connection us
I've thought very carefully
I know my love just one hand clapping
Actually I have seen you go out with female entertainers in the city with my own eyes
You're always apologizing over and over again
Your eyes are shedding crocodile tears
You are really man hoodlum
So, I decided this relationship and withdraw from this love triangle
I cried many nights until no more tears thinking about your
I do not want to hurt for a second time

Goodbye Robbie
Beloved hearts
Sumiati Singodimejo



Meski masih ada beberapa bagian yang perlu diperbaiki, namun mendekati 90 persen sempurna. Luar biasa bukan?

sumber gambar: google translate

Wednesday, May 26, 2010

Menjadi Buah Apa Kalo Begitu?

Oke deh, lewatin aja bagian awal ini karena saya cukup yakin sering dibaca di mana-mana. Saya sudah dapet email ini beberapa kali. Petuahnya bagus, namun saya lebih suka berpikir alternatifnya sebagaimana pada cerita wortel, telur dan kopi.

Lompati bagian di bawah ini dan langsung baca alternatifnya sesudahnya, tetapi bagi yang belum pernah baca atau mau refreshing sebentar, begini...

Kata-kata Buah Yang Bijak

1. Jadilah Jagung, Jangan Jambu Monyet. Jagung membungkus bijinya yg banyak, tapi jambu monyet memamerkan bijinya yang cuma satu2nya. Artinya : Jangan suka pamer

2. Jadilah Pohon Pisang. Pohon pisang kalau berbuah hanya sekali, lalu mati. Artinya : Kesetiaan dalam pernikahan.

3. Jadilah Duren, Jangan Kedondong. Walaupun luarnya penuh kulit yg tajam, tapi dalamnya lembut dan manis. Beda dgn kedondong, luarnya mulus, rasanya agak asem, didalamnya bijinya berduri. Artinya : Jangan menilai seseorang dari luarnya saja.

4. Jadilah Bengkoang. Walaupun hidup dalam kompos sampah, tapi umbinya, isinya tetap putih bersih. Artinya : Jagalah hati, punya prinsip, jgn terpengaruh lingkungan yg hitam.


Nah, sekarang versi alternatifnya:

Alternatif Kata-kata Buah Yang Bijak

1. Jadilah Jambu Monyet, Jangan Jagung. Jagung memiliki banyak biji dan dibungkus rapat2, sementara jambu monyet hanya memiliki satu biji yang sangat disayanginya. Artinya: Jangan selingkuh, memiliki banyak simpanan

2. Jangan Jadi Pohon Pisang. Pohon pisang berbuah hanya sekali, lalu mati. Artinya: Hanya bisa memberi hasil sekali pada lingkungannya, gak bisa jangka panjang

3. Jadilah Kedondong, Jangan Duren. Walau dalamnya lembut dan manis, namun kulitnya berduri, sementara kedondong bijinya berambut tetapi luarnya mulus. Artinya: Jangan menyimpan sesuatu yang bagus hanya untuk diri sendiri, tetapi simpanlah duka laramu namun berikanlah kegembiraan bagi orang di sekelilingmu

4. Jangan Jadi Bengkoang. Hidup dari tempat sampah. Artinya: mengharapkan belas kasihan orang lain untuk hidup

Begitulah.... Jadi buah apa kalo begitu?

Gambar diambil dari sini


Monday, April 12, 2010

Lah, Mana Yang Benar?

Anda tentu saja seharusnya sudah pernah dengar kisah motivasi berikut ini. Anda mungkin saja merasa itu benar, mengharukan, atau pun inspirasional. Tetapi benarkah itu? Anda berpikir demikian karena Anda cuma dikasih satu macam versi. Versi kedua dan ketiga tidak pernah Anda baca sebelumnya. Berikut ini adalah yang versi pertama yang sudah sering Anda baca di mana-mana:

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.

Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.

Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”

Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi? Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”

“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”

“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”

“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”

“Ada 'raksasa' dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan 'raksasa' itu kecuali 'raksasa' itu menahan dirinya sendiri.”


Anda sehabis membaca kisah ini, merasa WOW, benar sekali, luar biasa, sangat inspiratif? Anda sangat ingin seperti kopi? Tunggu dulu. Coba lihat versi 2 dan versi 3 nya....


Versi 2:
Apakah kamu seperti wortel, yang menghadapi semua kesulitanmu dengan tegar dan keras, dan ketika semua kesulitan berakhir, kamu menemukan kebijaksanaan dan hatimu menjadi lembut dan penuh kasih?

Apakah kamu seperti telur, yang awalnya penuh kasih dan kelembutan, ketika menghadapi semua kesulitan ini, akhirnya dirimu menjadi pedih, pahit dan penuh kebencian di dalam hatimu yang telah menjadi keras dan kaku?

Apakah kamu seperti kopi, ketika menghadapi semua kesulitan ini, menyerah dan pasrah dan membuang semua kesempatan, harta-hartamu dan semua keinginan serta harapanmu kepada kesulitan-kesulitan itu, dan pada akhirnya menjadi ampas yang tidak berguna, tidak seperti wortel dan telur yang makin enak disantap?


Versi 3:
Apakah kamu seperti wortel, yang kelihatan begitu kuat, namun setelah menghadapi berbagai kesulitan, kamu akhirnya menjadi lemah dan berubah menjadi pecundang yang penuh trauma?

Apakah kamu seperti telur, yang begitu rapuh, namun setelah menghadapi semua kesulitan ini, kamu bisa mengatasinya, dan membuat kamu bertambah tabah dan bertambah kuat dalam kehidupan ini?

Apakah kamu seperti kopi, ketika menghadapi semua kesulitan ini, menyerah dan pasrah dan membuang semua kesempatan, harta-hartamu dan semua keinginan serta harapanmu kepada kesulitan-kesulitan itu, dan pada akhirnya menjadi ampas yang tidak berguna, tidak seperti wortel dan telur yang makin enak disantap?

Well, masih ingin seperti kopi?

Tetapi manakah versi yang benar? Saya rasa, pertanyaan tersebut sendiri salah, dan perlu diubah menjadi: Manakah yang lebih anda sukai?

Sumber gambar dari sini

Sunday, January 24, 2010

Alasan Kenapa Tiongkok Efisien

Mulanya saya tidak terlalu menghiraukan cerita-cerita yang saya anggap cuman hoax belaka sebagaimana di bawah ini:

Cerita #1:
Suatu perusahaan multinasional yang berinvestasi di Tiongkok, dikomplain pelanggannya karena ada produk sabun kemasan kotak mereka, ternyata kotaknya kosong, tidak terisi sabun. Manajer produksi yang orang bule di sana kemudian memasang alat X-Ray seharga ratusan ribu dollar yang mampu men-scan apakah kotak yang melewati lini produksi benar-benar sudah terisi sabun atau tidak dan berhasil. Alat tersebut berjalan baik. Pelanggan tidak ada yang komplain lagi. Ketika manajer regional yang orang Tiongkok datang berkunjung ke sana, dia cuman tertawa geli dan mengatakan. "Kalau aku cuma pasang kipas angin, kotak yang tertiup jatuh artinya kosong...". Efisien!

Cerita #2:
NASA, menghabiskan ratusan ribu dolar dalam riset mereka untuk menciptakan pulpen anti gaya gravitasi. Sebagaimana kita ketahui, cairan tinta dalam pulpen bisa keluar saat kita menulis, salah satunya adalah pengaruh gaya gravitasi. Ketika di ruang antariksa, saat gravitasi menjadi nol, semua pulpen tidak bekerja. Tentu saja berkat kerja keras mereka selama beberapa tahun, pada akhirnya, NASA berhasil menciptakan pulpen tersebut. Bagaimana dengan Tiongkok? Taikonot mereka pakai pensil! Efisien!



Dan akhirnya, saya menemukan bukti langsung, mengapa Tiongkok benar-benar efisien. Saat saya berkunjung ke negara tetangga, dan menggunakan fasilitas transportasi umum/ masal mereka, yakni MRT, saya sempat mengabadikan bukti ini. Di negara multirasial penuh toleransi ini, semua bahasa dari semua ras ditulis dalam petunjuk-untuk-kondisi-darurat. Anda bisa lihat, mengapa cara Tiongkok paling efisien? Hahaha...

Disclaimer: Tulisan ini dibuat sebagai semacam bentuk parodi, satire atau hanya untuk lucu-lucuan. Tentu saja, mengukur efisiensi suatu bangsa, ras atau kelompok tidak mungkin dilakukan hanya berdasarkan tulisan atau bahasa mereka, banyak faktor lain yang perlu dimasukkan dalam perhitungan pengukuran. Lagipula, saya masih mencari-cari adakah pengukuran efisiensi suatu bangsa atau negara sampai saat ini, baik berupa metode maupun hasil studinya. Ada yang bisa bantu?

Friday, January 08, 2010

Santa Ori


Ups....
Ternyata ada Santa Ori dan Santa BM ya....
Jadi selama ini, santa claus yang kita temuin itu yang BM dong...
Wakakaka...


Notes: Gambar di ambil dari spanduk sebuah mall di bilangan Tangerang. Saya kurang bisa edit image, jadi saya main tumpuk aja gambar-gambarnya menjadi begitu. Mungkin secara estetis layoutnya kurang, namun saya harap pembaca masih dapat menangkap apa yang ingin saya sampaikan. Manajemen mall tersebut mendatangkan "Santa Ori" dari Prancis, Amrik dan Inggris