Friday, June 19, 2009

Anggota Dewan dan Tipuan Matematis

Karena jujur dan bersih, maka anggota dewan yang terhormat ini tidak bisa memberikan sumbangan untuk perbaikan suatu jalan yang melintasi tiga kampung yang berdekatan. Tetapi dengan penuh dedikasi dia akhirnya berhasil meyakinkan pengusaha-pengusaha dari kampung-kampung tersebut untuk menyumbang.

Hari itu terkumpul 750 juta, masing-masing dari ketiga kampung tersebut mengeluarkan 250 juta. Dan tidak lama kemudian proyek pembangunan jalan tersebut berhasil diselesaikan. Dasar orang jujur, ketika ternyata hanya memerlukan biaya 700 juta, maka ketika orang-orang kampung tersebut yang begitu senang dengan jalan baru yang begitu bagusnya, mendesak dia untuk menerima sisanya 50 juta tersebut, dia tidak mau

"Bagilah kembali kepada masing-masing kampung", demikian ujarnya

Para Kepala Desa, kemudian berinisiatif masing-masing menerima kembali 10 juta untuk kas desa, sementara sisanya 20 juta lagi diberikan lagi kepada anggota dewan kita itu. Tetapi tetap saja Beliau tidak mau menerimanya, dia akhirnya memberikan saran untuk menyumbangkan 20 juta tersebut ke panti asuhan...

Persoalan selesai...

Sampai kemudian tetua kampung-kampung tersebut menghitung kembali, "Eh, sebenarnya berapa sih yang kampung kita keluarkan?"

"Karena kita menerima kembali 10 juta, berarti dari kampung kita masing-masing mengeluarkan 250 juta dikurangi 10 juta sama dengan 240 juta."

"240 juta kalo kita kalikan 3 kampung, hasilnya adalah 720 juta. Jika sisa uang yang 50 juta sudah dikembalikan ke masing-masing desa 10 juta, sisanya adalah yang 20 juta untuk panti asuhan. Tetapi 720 juta ditambah 20 juta tadi, totalnya adalah 740 juta!"

"Nah, kemana uang 10 juta sisanya ?!?"

Menurut Anda kemana sisanya? Apa yang telah terjadi? Anda mau ikut demo memprotes adanya indikasi korupsi?






Di sinilah tipuan matematis itu dimulai......

Anda telah coba disesatkan dengan asumsi bahwa 20 juta tadi yang untuk panti asuhan adalah bagian dari 30 juta yang dikembalikan. Lebih jelasnya saya akan menulis begini:
uang yang dikeluarkan kampung + sisa
720 + 30, dimana 20 ada dalam angka 30 tadi
720 + (20 panti asuhan + 10 entah kemana)
padahal sebenarnya adalah begini:
uang yang dikeluarkan kampung + sisa
720 + 30, dimana 20 ada dalam angka 720 tadi
(700 + 20 panti asuhan) + 30 kas desa

Case closed! Lain kali jangan bikin asumsi prematur sebelum diteliti ya...

Sumber gambar: dari sini

Hagemaru Syndrome

Setelah Suneo Syndrome, kini giliran Hagemaru Syndrome. Hagemaru, dari komik Jepang (manga) karya Shinbo Nomura: Tsurupika Hagemaru, menceritakan seorang anak lelaki--ya, betul, botak--yang sangat efisien (maaf, saya gak tega bilang kikir, sebab beda hemat dan kikir sangat tipis, hahaha).

Saya tidak perlu menceritakan latar belakang Hagemaru Hageda, baca saja di sini. Langsung ke permasalahannya, apa itu Hagemaru Syndrome? Apa bedanya dengan Suneo Syndrome?

Kalau Suneo Syndrome, dialami oleh orang-orang yang suka memamerkan kelebihannya terutama dari segi materi, kepada orang lain yang mungkin sulit menandingi kelebihannya itu. Tetapi Hagemaru Syndrome, adalah orang-orang yang memiliki pribadi dengan kemampuan mendapatkan hal yang sama/ sebanding dengan cara gratis yang lebih murah!

Contoh penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari:
Suneo Syndrome = SS
Hagemaru Syndrome = HS


SS: Wah, saya baru beli handset Blackberry nih
HS: Hahaha, saya dikasih bos

SS: Saya nasabah BCA Prioritas loh, mendapat prioritas utama kalo lagi mau nyetor
HS: Tetangga saya teller di BCA, tinggal titip kalo mau setor, hehehe

SS: Jam tangan gue baru beli nih. 200 juta nih, merek ICW
HS: Jam tangan saya merek Colex, kalo mau liat jam, colek orang di samping, "Mas jam berapa ya?"

SS: Sejak pake BB, saya bisa internetan sepuasnya, sebulan cuman kui pek ceng (beberapa ratus rebu) aja
HS: Walah, saya mah internetan di kantor aja, gratis! (ditambah beberapa alasan mengapa kita ngga perlu internet setiap saat)


Well, selama ini Anda termasuk Suneo apa Hagemaru?

Sumber gambar: astro.com.my

Thursday, June 18, 2009

Berubah!

Segala sesuatu berubah...

Mendengar kata berubah, saya selalu teringat video jadul yang ditonton oleh adik-adik saya dulu: Ksatria Baja Hitam dimana sang jagoan Kotaro meneriakkan kata "BERUBAH" untuk bertransformasi menjadi Ksatria Baja Hitam yang lebih tangguh...

Beberapa koran seperti Kompas juga pernah berubah, dari segi ukuran kertasnya, sehingga lebih handy. Bahkan iklan sebuah produk rokok mengatakan: Perubahan itu perlu, dan dia menjadi lebih slim (tulisan yang cukup menarik mengenai hal itu ada di sini). Obama sendiri memenangkan pilpres Amrik dengan meneriakkan slogan: CHANGE! (Thanks Xien, elo sudah membantu mengingatkan)

Namun, di balik semua itu, maju sendiri artinya berubah, bergerak dari satu posisi ke posisi berikutnya yang lebih baik. Jika Anda sedang mengalami kemajuan, Anda pastilah mengalami perubahan.

Sooo.... Yeap! Doc_Wong's Celoteh saya ubah menjadi Khaidi Wong's Blog, dan http://celotehdocwong.blogspot.com sekarang menjadi http://khaidiwong.blogspot.com

Trus, apa alasannya? Mau menjadi lebih tangguh, menjadi lebih efisien/handy, atau menjadi lebih slim? Atau hanya karena mau mencontek slogan dari Obama? Well, mungkin bukan semua itu. Tetapi apa?

Hmmm.... tunggulah, ntar saya cari-cari dulu alasannya...

Sumber gambar: wikipedia