Tuesday, November 21, 2006

SMS Berantai - Sebuah Keprihatinan

Sri P**s mimpi bertemu dgn T***n Y***s dan ia berpesan supaya umatnya kuat beribadah sebab dunia sudah tua kiamat sudah dekat! Siapa yg menerima sms harus kirim kepada 10 saudara dan temanmu.Maka kamu akan memdapat rejeki yg melimpah dan apa bila kamu abaikan akan mendapat kesulitan silih berganti.Amin

Minggu lalu saya terima sms macam ini. Dan saya abaikan.

Kemudian setelah menimbang-nimbang, saya memutuskan untuk membalas (bukan mem-forward) teman saya yang mengirimkan sms tersebut dengan suatu pernyataan sikap prihatin. Mengapa?

Sebenarnya cukup sering sms berantai seperti ini yang masuk ke inbox hape saya. Tetapi di satu tahun terakhir saya sudah jarang menerimanya, karena saya selalu mereply mereka dengan satu pernyataan sikap yang tegas. Mungkin mereka berpikir lebih baik gak usah kirim saya sms model begitu lagi, daripada diomelin. Hehehe...

Mulai dari sms yang mencantel nama-nama besar dari J (Agama K), GY (Agama B), TPK (Agama Khc), BM (Agama K): semuanya sama, Anda harus teruskan sms ini dan dapat berkah rahmat luar biasa, kalo ngga siap-siap terima kesialan.

Saya berpikir, bukankah dalam setiap agama diajarkan, untuk mendapatkan keselamatan, berkah dan rahmat, keberuntungan dan kebahagiaan adalah dengan berbuat kebajikan. Demikian sebaliknya. Jika kita tanam mangga, tidak mungkin berbuah durian.

Lalu dengan mengharapkan berkah, hanya dengan--bayangkan--mengirim sms saja, lalu kita bisa beroleh berkah, selamat dan keberuntungan, sungguh ajaib, hebat dan luar biasa. Mungkinkah itu?

Dan kalau sampai tokoh agama di atas menghukum kita hanya karna kita tidak mengirim sms, masihkah pantas mereka bertindak selaku tokoh agama yang mengajarkan belas kasih dan rahmat keselamatan, yang pantas dipuja dan dihormati?

Pikirkan itu.

Karena saya berpikir, mengabaikan teman saya yang mengirimkan sms ke saya tidak baik, juga mendiamkan masalah sms berantai ini terhadapnya tidak sehat, saya me-reply-nya dengan mengatakan bahwa:

Junjungan kita tersebut tidak mungkin akan menghukum kita karna tidak mengirim sms ke-10 teman yang lain, berkah rejeki dan keselamatan tidak didapat dengan mengirim sms, melainkan dengan banyak beramal kebaikan. Justru dengan ikut menyebarkan sms yang sebenarnya berisi ancaman kepada penerima, kita telah ikut menyebarkan ketakutan, atau setidak-tidaknya kebodohan untuk mempercayai hal demikian, dan justru ini malah menambah karma buruk yang mengakibatkan penderitaan bagi kita yang menyebarkannya.