Wednesday, September 12, 2007

Sinetron Mawar

Question: Mengapa keluarga Mawar itu miskin?

Answer: Karena duitnya habis buat beli kosmetik mahal seperti Clinique dan lain-lain (lihat foto di bagian latarnya)




Disclaimer: Karena saya gak pernah ngikutin cerita sinetron ini, tetapi kebetulan sekilas lihat setting latar belakangnya, ini sangat mengganggu logik saya. Mungkin ada yang bisa konfirmasi itu latar belakang setting rumahnya siapa?

Monday, September 10, 2007

The Alamak of Dance Revolution

Jika seorang ibu menggendong anaknya dengan sarung gendongan dalam mencari sesuap nasi, kita kadang merasa terenyuh dan terharu...

Tetapi jika seorang ibu menggendong anaknya dalam sarung gendongan sampai anak tersebut tergoncang-gocang, karena ibunya main Dance Revolution di Time Zone, apa komentar Anda?

Monday, September 03, 2007

Bioskop Serasa Milik Kita Berdua?

Sungguh keren! Bayangkan begini...

Kamu mendapatkan sebuah amplop berbahan kertas yang tebal dan cantik dengan wangi parfum mahal yang kelihatannya sengaja disemprotkan ke situ. Tidak ada identitas pengirim yang tertera di amplop, walaupun kamu sudah membolak-balik seluruh bagian amplop yang ada. Hanya saja, kamu bisa kira-kira menebak siapa sang pengirim itu; seseorang yang selama ini menjadi pujaan hatimu.

Ketika amplop itu kamu buka dengan hati-hati sekaligus penasaran, tiada apa pun, kecuali selembar kertas berwarna emas. Lagi-lagi kertas yang tidak lazim, yang akhirnya kamu kenali sebagai sehelai tiket bioskop istimewa. Hanya tertera judul filmnya dan namamu, tidak ada tulisan lainnya, yang kelihatannya didisain secara khusus dan mewah hanya untukmu.

Tidak ada no bangku, karena seluruh bangku bioskop yang tersedia telah sengaja dibeli semuanya hanya untuk kamu seorang. Dan kamu penasaran sekaligus merasa terhormat, being so honoured! Pergi dengan pakaian terbaikmu untuk menonton di sana, sekaligus mencari tahu untuk memastikan siapa sih sang pengirim sebenarnya...

Di Bioskop. Ruangan tersebut sepi, tidak ada satu orang pun, kecuali pemutar film yang duduk di belakang ruangan dalam bilik kecil tersendiri yang berada satu lantai di atas studio. Kamu sendirian, dan berjalan pelan memasuki studio, sementara layar mulai memunculkan film yang sedang diputarkan. Kamu memandang sekeliling studio yang sepi temaram, dan kemudian berjalan pelan ke tengah studio dan memilih satu bangku di sana.

Duduk tenggelam dalam cerita dari film yang diputar tersebut, tanpa kamu sadari, seseorang masuk dari pintu studio, tersenyum manis, dan berjalan ke arahmu... Itulah sang pengirim, pujaan hatimu....

Adegan tersebut hanya ada di video klip lagu Andy Lau yang berjudul Chan Mian.

Tetapi sungguh keren, membayangkan diri kita bisa begitu juga. Membooking satu studio, seluruh bangkunya kita bayar. Disain dan buatkan satu tiket spesial, dan kemudian bungkus yang rapi dan hadiahkan ke kekasih hati kita...

Sampai kemudian, ketika Sumarecon Mal Serpong dibuka. Dan saya beserta istri menjadi pengunjung gelombang awal ke mal tersebut. Bioskop 21 nya masih sepi. Bahkan film Harry Potter 5 ngga ada yang ngantri. Bayangkan! Tiket masuk pun hanya 15 ribu kalau senin sampai jum'at.

Maka tiba-tiba saya teringat akan skenario video klip tersebut. Tetapi kali ini dengan rasa yang berbeda. Aneh... Bukan keren. Tapi entah kenapa: merasa tidak aman! Mal baru buka, malam hari, bioskop baru dengan suasana temaram, sunyi-sepi, belum banyak pengunjungnya. Aneh... Mengapa aku kali ini menyukai kalo bioskopnya ramai?

NB: Apakah ini sebabnya mengapa ibu-ibu suka belanjanya di ITC Mangga Dua yang berjubel, berkerumun, padat, dan berdesak-desakan? Hmmm, hipotesa yang menarik, memang. Oh ya, Sumarecon Serpong Mal sekarang telah menjadi mal yang sukses dan sangat ramai pengunjung.