Monday, April 28, 2008

Catatan Untuk Putri Salju

Pulkam (singkatan dari pulang kampung) sering membawa beberapa pemikiran. Komparasi terhadap apa yang sedang terjadi dengan apa yang sudah terjadi. Beberapa menyebutkannya refleksi, beberapa yang lain menyebutnya nostalgila...

Namun, pulkam bagi saya adalah makan-makan. Beberapa makanan daerah khas Pontianak, sungguh tidak dapat dicari penggantinya. Meskipun di Jakarta terdapat makanan yang sama, katakanlah kwetiau, choipan, kuecap, atau nasi campur; namun akibat bumbu dan bahan yang tumbuh dari areal geografis yang berbeda, maupun cara-cara pengolahannya berbeda--menghasilkan cita rasa yang tidak mungkin sama juga.

Akhir Desember 2007 lalu, saya pulkam, tentu saja: berburu makanan khas Ponti, bertemu teman-teman lama, dan entah kenapa--kali ini, saya membuka2 majalah lama...!

Dulu, kami ada Spectrum, majalah sekolah Santu Petrus--Pontianak, dan saya salah satu tim redaksinya. Membukanya merestore banyak bagian dari isi otakku yang sudah diarchive di recycle-bin. Tulisan demi tulisan melink saya dengan page-page dari situs otakku yang tidak pernah diupdate lagi, bahkan sudah gak pernah dikunjungi.

Ada bagian-bagian dari rayuan nyeleneh anak-anak A1 (Fisika) dalam majalah Spectrum itu di Bagian Connection (semacam kolom sapa-menyapa) seperti: "Jika kamu adalah proton, aku rela jadi elektron yang selalu mengelilingimu". Atau: "Aksimu menimbulkan reaksiku". Sementara banyak say-hello lainnya seperti mengajak ke Rasau, Kakap dan Pondok-Gede, tempat mangkal anak-anak Pontianak untuk berekreasi, ada juga yang berisi sindiran-sindiran jenaka yang hanya bisa dimengerti oleh pihak yang disindir dan yang menyindir.

Bagian lain berisi foto-foto hasil shooting redaksi tentang kegiatan siswa-siswi, bahkan yang paling seru, Liputan tentang Valentine, wawancara dengan guru-guru dan pengalaman siswa-siswi yang berpacaran untuk mengungkapkan arti valentine bagi mereka. Diliput secara seru kalau ngga salah oleh Sera Linardi, salah satu tim Spectrum.

Sampai ketika saya menemukannya lagi, ada satu kolom, yang selalu menjadi pertanyaan saya selama ini, bahkan sampai saat ini. Puisi, judulnya: Catatan Untuk Putri Salju, dan yang membuatnya (pengarangnya) cuman menuliskan nama samarannya: Pojok Kelas. Dari Spectrum No. 2/Tahun 2/ April 1993, halaman 49. Sampai sekarang, entah siapa si Pojok Kelas itu, termasuk entah siapa juga Sang Putri Salju yang dimaksudkannya. Demikian tulisannya:


Catatan Untuk Putri Salju

Seandainya kau jadi pacarku,
tolong hitung berapa Marlboro
yang aku habiskan dalam seminggu

Seandainya kau jadi pacarku,
Kau harus rela duduk di atas Alfa bututku
yang dibeli bapakku secara kredit itu

Seandainya kau jadi pacarku,
Kau mesti mau kuajak nonton di PT
Karena aku ngga punya cukup uang
membawamu ke studio 21

Seandainya kau jadi pacarku,
Kau harus rela makan bakso di kaki lima
Sebab aku nggak sanggup
mengajakmu ke Italian

Seandainya kau jadi pacarku,
Kau harus bisa mengerti
Mengapa aku suka menyendiri
Karena aku sering merasa frustasi

Seandainya kau jadi pacarku,
Kau mesti tahan tanpa cumbu rayu
Sebab aku nggak ngerti soal itu

Seandainya kau jadi pacarku,
Ah, sudahlah...
Nanti kamu merasa jemu dan malu
Memangnya kamu sudi jadi pacarku?

Pojok Kelas, 2 Feb '93
10.26 WIB

3 comments:

Anonymous said...

he?
mas ini orang pontianak tho? :|
*teringat mantan*

Anonymous said...

wah khai, spectrum ku udah ilang entah kemana-mana :p, sejak pindah rumah deh, banyak barang yang dipindahin ke penjual kertas, bisa jadi spectrum termasuk, ga keperiksa lagi :P kekekeke

Khai, yang salam elektron utk proton itu , bukannya dari loe utk mamanya aiko ya? *siul-siul

jadi penasaran juga identitas si pojok kelas...mungkin udah jadi seniman sukses eh. loe dulu pake astrea prima ya khai?
anak petrus banyak bakat senimannya ya, kreatif dan puitis abis...dari poet ampe komikus....
gara2 itu kali kenapa skripsiku milih tentang puisi ya...ga nyambung...ekkekekekkeke

eh khai, loe bisa upload ga content spectrum lama ke web? termasuk ampe ke cover dan foto2nya...akan sangat menarik tuh....

duh jadi ingat ama lima segaris dan sapi yang lepas kandang kekekek
rindu ama kehebohan sma dulu *day dreaming

Anonymous said...

Itu yang bikin puisi pasti bukan prince charming deh, barangkali salah satu dari tujuh orang cebol itu, si grumpy kali tu, yang hobi menggerutu melulu.

Belon jadi pacar udah nuntut putri salju kalau jadi pacarnya harus rela nggak nonton, harus rela makan warungan, harus rela ngisep asep marlboro sambil ngitung berapa batang yang habis, padahal perokok pasif itu resiko kankernya khan sama gede dengan perokok aktif.

Kesimpulan: putri salju, jangan mau pacaran sama kurcaci macam itu!! huehuehuehuehue........

*si cermin di dinding.