Tempat kejadian dimana syndrome ini diambil namanya
Sumber gambar: wikipedia
Stockholm, 23 Agustus 1973.
Dua orang kriminal membawa senjata mesin masuk ke sebuah bank di Stockholm, Swedia. Sambil menembakkan senjata, seorang narapidana bernama Jan-Erik Olsson berteriak kepada para pegawai bank yang ketakutan "Pesta baru saja dimulai!" Kedua perampok itu menyandera 3 orang perempuan dan seorang lelaki selama 131 jam. Para sandera dikurung dengan dinamit terikat hingga akhirnya dibebaskan pada 28 Agustus.
Setelah dibebaskan, para sandera menunjukkan sikap yang amat mengejutkan, mengingat perlakuan ancaman, pelecehan, dan ketakutan yang mereka alami selama lebih dari lima hari. Saat diwawancarai media terungkap bahwa mereka malah mendukung para penyanderanya dan sebaliknya takut akan para penegak hukum yg akan membebaskan mereka. Para tawanan mulai percaya bahwa para penyanderanya betul-betul melindungi mereka dari polisi. Seorang wanita kemudian malah terikat pada salah seorang kriminal, dan seorang lagi menggalang dana bagi pembebasan kriminal itu. Jelas bahwa para penyandera memiliki "ikatan" secara emosional dengan para penangkapnya.
(baca lebih banyak lagi dari sumber tulisan ini...)
---------------
Sungguh mengherankan psikologi manusia. Ketika ia berada dalam kekuasaan yang penuh kekerasan, ia malah jatuh cinta pada sang pelaku kekerasan. Alih-alih membenci sang pelaku, ia malah memuja-mujanya secara berlebihan. Apakah bisa ditarik sebuah kesimpulan: manusia akan mencintai orang yang memiliki kekuasaan (menghukum atau melakukan tindak kekerasan) atas dirinya?
Baru-baru ini teman saya di conference, menyalahkan dirinya sendiri ketika cowoknya berselingkuh; yeah..cowoknya ini adalah orang yang suka melecehkan dirinya dengan kata-kata beridiom "tingkat itelejensia rendah". Dan seperti biasanya, wanita korban kekerasan rumah tangga sering merasa merekalah yang merupakan sumber masalah dan pantas ditindak dengan kekerasan oleh suami mereka (baca tentang korban malah merasa bersalah atau dibuat merasa bersalah tersebut di artikel-artikel terkait di bawah ini)
Tidak heran kalau Jean Rostand, Thoughts of a Biologist (1939) mengatakan:
Kill one man, and you are a murdererApakah preasumsi seperti ini yang mendasari tindak kekerasan dalam banyak perploncoan di berbagai institusi pendidikan saat ini?
Kill millions of men, and you are a conqueror
Kill them all, and you are a god
Artikel terkait:
- Wikipedia: Stockholm Syndrome, klik di sini untuk versi bahasa indonesia
- North Dakota Council: Domestic Violance
- Indiana Laws: Profile of a Victim
- California Divorce.Info: Domestic Violance: Dont't Fall Victim
- Counselling Seattle: What is Domestic Violance
- Kompas.com: Genk Nero
- Okezone: Setahun Beraksi, Geng Nero Banyak Makan Korban
- Kompas.com: Kasus STPDN Terulang di STIP, Cilincing
- Detik.com: Sejak 90-an 35 Praja IPDN Tewas, Hanya 10 Kasus Yang Terungkap