Tuesday, September 26, 2006

Blog List

Since people somehow always asking about other's blog's urls, i think it's a great idea gathering all my links into one spot. And here they are...


Nama, Blog, Description (kalo ada), dan friendster (juga kalo ada)
------------------------------------------------------------------------
- abdi januar putra, abe poetra
- aishite_tris, aishite tris nan4
- avekarly, my journey, friendster
- brianz_liu, orat oret
- ewin_pnm, win's blog
- femmy, femmy
- herman saksono, hormon's blog

- intan, little note from little ntan
- jee_wolf, jee motion
- joelie_lie, borneo sky
- mastergunaone, la vida rana, kisah perjalanan katak keluar tempurung
- ming, pieces of ming85
- mui_sing, coretan sing
- nany_oey, l'amour n'est pas parce que mais malgre
- nany_oey, ling's dreams, catatan mimpi2 nany sbg sarana penyembuhan
- robby wirja, robby's multiply site, friendster
- tika, tika banget
- tongki gading, tongki photography, koleksi foto tongki
- ulysee_me, julie's mutiply site
- sariputra22, friendster
- simungil2001, my blog
- vadisworld, my way my world, friendster
- yvonne, my blog, friendster


updated, 26 September 2006

Tuesday, September 19, 2006

Bahasa Error Jakarta

Bagi yang baru datang di Jakarta, pasti akan terkagok-kagok dengan errornya bahasa yang dipakai di Jakarta. Tak jarang, sampai bengong-bengong sendiri. Bahkan dalam kondisi yang sangat penting, bisa-bisa amburadul karna gak ngerti bahasa error Jakarta ini.

Pernah, ketika menanyakan alamat, saat baru awal-awal di Jakarta:
"Siang, Pak. Tahu gak dari sini ke Grogol naik bus apa?"
"Taaauuuukkk," jawab Bapak itu dengan logat panjang khas Jakarta.
Sambil kita bengong menunggu petunjuknya, eh dengan tenang Bapak itu melangkah pergi...
Rupanya Tau artinya sama dengan Tidak Tahu. Error deh...

Lalu, definisi kata suka bisa menggantikan kata sering. Misalnya:
"YM 8 gue kok suka nge-hang ya?"
"Komputer gue suka restart sendiri loh"
"Gue gak suka naik bus, soalnya suka mabuk darat!"

Kemudian, adalah penggunaan kata
Kita dan Kita-kita (beserta kawan-kawannya)
Misalnya neh, Ibu kost ngumpulin anak2 kost.
"
Lu orang, ya, udah kita ingatin, jangan buang pembalut ke dalam toilet! Tahu gak, kita musti keluarin biaya berapa buat beresin sumbat akibat ulah lu orang!"
Kemudian, Amir cowok satu2nya di sono berdiri dan berkata, "Wah,
kita sih gak pake pembalut deh, sorry ada ujian." Lalu ngeloyor masuk ke kamarnya.
"Ngga kok tante, " ujar Angel membela diri kelompoknya, "
Kita-kita gak pernah buang pembalut ke dalam lubang toilet. Gue orang, buang ke tong sampah kok, ya gak teman2..."

Jadi
kita itu maksudnya saya atau kami. Lu orang itu artinya kalian, dan kita-kita atau gue orang menggantikan kata kami. Dooohhh, reseh banget bahasanya.

Nah, lanjut ke kat
a bebas. Bebas Parkir. Apa tuh artinya? Bebas atau gratis untuk parkir? Bebas untuk parkir sesuka gue? Atau malahan: Tidak boleh Parkir? Bandingkan dengan kata "Daerah Bebas Becak". Kalau Parkir Bebas? Nah, gimana lagi tuh?

Terakhir adalah kata
Cabang. Kalau BCA Cabang Pondok Gede. Artinya, BCA tersebut merupakan pembukaan cabang baru yang berlokasi di Pondok Gede. Tapi kadang kita lihat: Lomie Kangkung Cabang Pinangsia, padahal lokasinya di Grenvil. Bakmi Kepiting cabang Jayakarta, padahal lokasinya berada di Gading Serpong.

Nah, error kan bacanya!

Saturday, September 16, 2006

Faktor MacGuffin

sumber image dari http://www.livedesktop.ws/Wallpapers/Movies/Ronin/Ronin_0000_Reduced.jpgKadang ada saat-saat di mana kita membaca sebuah novel, kita merasa bosan untuk melanjutkan, atau dengan mengumpulkan segenap kehendak barulah kita bisa dengan enggan melanjutkan membaca. Ini bukan soal cara bercerita (maksudnya: diksi). Juga bukan soal ceritanya gak menarik.

Karna novel-novel bagus selalu membuat kita terus membaca dan terus dan terus (maaf, meminjam bahasa iklan). Bahkan, ketika mata sudah tidak mau bekerjasama, tapi toh ada urgensi untuk menyelesaikan bacaan tersebut.

Dari sekian banyak hal, salah satunya adalah Faktor MacGuffin. Sederhananya, itu adalah faktor pengikat keseluruhan cerita. Faktor ini bisa jadi tidak begitu penting sebagai inti cerita, tetapi ia berfungsi untuk menjalin bagian satu dengan bagian lainnya.

Dalam
Galau Putri Calon Arang (yang bisa dibaca reviewnya dengan klik di sini), faktor MacGuffinnya adalah rahasia ilmu teluhnya. Sementara di film Ronin, ia berupa sebuah koper yang entah apa isinya. Kalau Ko Ping Ho? Bacaan-bacaan lainnya? Silahkan berburu sendiri faktor MacGuffin dari situ.

Jadi jangan heran, mengapa beberapa bacaan terasa harus dihabiskan, sementara sisanya menuntut perjuangan.


Links lainnya:
Baca juga tentang Faktor MacGuffin dari blog lainnya

Saturday, September 09, 2006

Cuman Clear Cache Doang

Beberapa minggu ini blog saya, gak bisa munculin jumlah komentar dengan benar pada homenya. Kemudian juga gak bisa menampilkan komentar pada saat kita klik page-nya. Saya pikir dosa apa ya? Saya republish berkali-kali untuk mengupdate blog saya agar tampil dengan baik dan benar secara murni dan konsekwen.

Iseng, tadi 15 menit yang lalu saya buka blog saya dari komputer lain. Wah ternyata bisa tampil seyogyanya sebagaimana mestinya sebenar-benarnya tanpa paksaan dari pihak manapun.

Berarti........ (dosa saya adalah.....)

Akhirnya saya coba clear cache Mozilla. Bener! Beres! Saya gak usah ngoprek scriptnya dari template lagi (Thanks anyway atas sarannya untuk ngoprek template, Gun)

Demikian blog ini saya sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan banyak terima kasih.

Hormat saya...

(weleh, malah jadi menulis surat perusahaan)


Thursday, September 07, 2006

#@*%$! 378 banget, Trbc ternyata perempuan !

0856-xxx-sekian sekian. Tut...tut...tut...

"Eh halo..bentar..gu..", suara cewe yang terburu2!
"Eeh, ini trbc (bukan nama sebenarnya, juga bukan id sebenarnya) ya...", kaget saya, Waks!
"Eh, bentar..gue lagi check-in, ntar gue bel ya, gue udah telat neh!", suara cewe itu lagi.
"Oh oh iya...", saya iya-in aja sambil masih bengoooooooongggg...

Saya cek lagi ke nomor yang barusan saya dial. Bener! Nomornya trbc nyet-nyet ini. Tapi kok suaranya suara perempuan gitu. Lah!!! Watatita..! Tapi tadi nyet-nyet gak bingung kok sewaktu saya nyebut nama trbc.


Dooooooonnngggg (belnya si mungil di conf yg biasa berbunyi!)
Dalam sepersekian detik, lebih cepat dari kecepatan Ksatria Baja Hitam berubah, tetapi masih lebih lambat dari Space Cop Gaban, tiba2 saya sadar saya sudah ketepu selama beberapa tahun. Selama ini si trbc nyet-nyet ini ternyata bukan laki-laki!

Saya sms: "Lu cewek ya?" (karena mungkin dia masih terburu2 check in, saya sms aja dulu).
"Bencong", jawaban reply-nya.
Lalu saya tertawa dan tertawa dan tertawa. Untung gak kedengaran orang di luar mobil, karena juga sedang berjalan di tol. Kalau nggak, saya bisa dikira sakjiw.

Beberapa saat kemudian, baru kita ngobrol, sambil saya sumpah-sumpahin. Ternyata emang bener. Tapi syukurlah nomer ketipu saya sudah masuk urutan belasan. Banyak juga korban trbc nyet-nyet ini. Beberapa nama korban keluar dari "nyanyian" nya. (Heran, kenapa kalo untuk urusan kayak begini selalu dibilang bernyanyi ya?). Hahahahaha. Ngga! Kalo kalian harap saya sebutin nama2 korban 378 trbc, jangan nanya saya. Hahahaha (sok etis)!

Saya bener-bener gak nyangka tukang tepu masih bisa ketepu. Selama bertahun2 lagi. Padahal jam ngobrol kita udah terlalu tinggi. Masih aja saya gak ngeh selama ini.

Selesai ngobrol lalu saya bel si Mongkius (bukan nama atau id sebenarnya juga, tapi well, kalian tahulah siapa...hehehe). Mongkius bersumpah bahwa dia mengira saya udah tahu. Demikian juga saya pikir temen2 yang lain berpikir bahwa saya udah ngeh selama ini, jadi gak pernah diobrolin.

"Lu aja yang begok, ampe kayak gini!" kesimpulan si Mongkius. Aaarrrgghhh! Pantesan korban kekerasan rumah tangga di Indonesia susah melapor. Korban lagi yang bersalah. Bukan pelakunya. Saya menghayal kalo Mongkius jadi hakim atau aparat gimana ceritanya ya? Hehehehe.

Terakhir, saya kasih tahu istri: "Walah, ternyata si Trbc tuh cewe selama ini. Trbc yang kemaren mau ke Mangga Dua itu". Istri saya juga tertawa ngakak dan mengatakan "Makanya ngga semua yang lu denger di conf tuh bener!" Padahal kata-kata itu kan yang sering saya ucapin ke Tris tiap kali conference Yahoo Messenger.

Akhirnya, kembali terbukti memang betul seperti blast-nya saya:

"Yang terlihat bukanlah seperti yang sesungguhnya. Yang sesungguhnya bukanlah seperti yang terlihat"


Update, 9 September 2006:
Hehehe, biar bagaimana pun juga, si trbc ini tetep seorang yg seru, gaul, gak bikin bete, gak jasjus, serta temen yg fun, funky dan menyenangkan.

Saturday, September 02, 2006

Giant + Mandiri = Antrian Gila

pic 1. Yang lagi ngantri di kasir


pic 2. Ini seh beli buat jualan lagi neh indomienya. Konsumsi sendiri gak mungkin habis


pic 3. Antrian udah sampai ke lorong2 di semua lorong


Variabel Input:

  1. Giant Ulang Tahun, tgl 25 Agustus
  2. Bank Mandiri kasih diskon sampe 25% untuk belanja di Giant


Result:


  1. Jalanan di Serpong macet, akibat sore jam pulang kerja + antrian mobil untuk parkir ke dalam Giant
  2. Sesudah itu musti antri keranjang belanjaan. Bahkan banyak yang sampai rela nungguin orang yang lagi muatin barang belajaan ke mobil, langsung di parkiran. Sialnya, begitu habis barang belajaannya dipindahkan ke dalam mobilnya, dengan tanpa dosa yang megang keranjang ngomong: Maaf, ini masih mau saya pakai untuk belanja lagi! (Saya juga denger-denger ada yang sampai ribut-ribut berebut sewaktu menunggu yg laen pindahin barang belajaannya di parkiran tersebut)
  3. Setelah berdesak-desakan (dan bahkan menunggu ada barang yang lagi diambil di gudang, akibat di display sudah habis/kosong), akhirnya mesti ANTRI lagi di kasir. Diiringi suasana ribut dan tangisan anak2 kecil yang ikut ibunya belanja, sungguh menyebalkan antriannya sudah sampai ke lorong2 display.

Catatan:
  • Batas belanjaan cuman boleh sampai 3 juta, terhitung sesudah didiskon.
  • Barang elektronik tertentu seperti hape, kamera digital ngga didiskon. (Hiks)

Pertanyaan:
Relakah antri berjam-jam untuk menghemat 750 rebu? Worthed gak?

Mengapa Titik Honda Jazz Hilang

Sejak membaca blognya Abe Putra tentang titik Honda Jazz yang hilang, saya jadi suka (baca: sering--istilah orang jakarta buat kata sering adalah suka, misalnya saya suka sakit maag--padahal apa sih yang bisa disukai dari sakit maag?) memperhatikan setiap buntut Honda Jazz, hanya untuk memastikan teori Abe Putra ini.

Dan, sayangnya bener! Belum pernah saya ketemu Honda Jazz yang masih ada titiknya. Akibat diisukan terbuat dari emas putih, entah titik itu hilang dicongkel orang, atau dengan sengaja dicongkel pemiliknya--agar tidak dicongkel orang (ngerti gak bacanya?)