
Review singkat blog Herman Saksono dan Benny Chandra tentang kembalinya kolor merah ini, membuat saya bertanya-tanya, benarkah film Superman Return yang awalnya membuat saya antri namun tetap kehabisan tiket ini, benar-benar tidak layak tonton.
Tapi beneran, selain Superman yang telah meng-emboss tulisan S-yang terkenal itu-di dadanya (entah Superman habis jahit di tailor mana), dan mempunyai anak hasil hubungan gelap (baca: hub di luar nikah) dengan Lois yang baru ketahuan pada akhir film (atau setidak-tidaknya telah diduga begitu saat anak itu berhasil mendorong piano!), serta efek-efek yang lebih dramatis tetapi more-realistic (kibaran baju dan rambut selagi terbang, atau rangseknya hidung dan pengkerutan badan pesawat akibat Hukum Newton tentang Kelembaman ketika Superman menahan laju jatuhnya pesawat dimaksud di sebuah stadion olahraga), nothing special !
Just another usual melo-drama! Ya, benar! Film ini bukan film action, toh, semua kehebatan kolor-merah ini sudah kita ketahui, ngga ada yang baru. Jelas-jelas film drama.
Antrian tiket, ternyata lebih banyak dibeli orang tua dengan anak-anak yang sedang libur sekolah, ditambah anak-anak ABG yang ingin menonton wajah ganteng-komikal dari Brandon Routh -- Asli! Alur film ini ketolong banget ama tampangnya.
Akhirnya saya setuju dengan mereka: Superman emang gak perlu-perlu banget return, lah!
Catatan Kecil: Christopher Reeve, pemeran Superman sebelumnya, merupakan Superman sesungguhnya dalam kehidupan nyatanya. Beliau mengalami kelumpuhan sewaktu kompetisi berkuda, dan tanpa pernah kehilangan semangat hidupnya, walaupun lumpuh pada keseluruhan badannya sehingga hanya kepala terutama bagian mukanya saja yang bisa digerakkan, telah menginspirasikan banyak orang lumpuh untuk terus maju dan hidup. Suatu karya yang luar biasa, yang ia dedikasikan terus sampai ketika dunia harus kehilangan orang sehebat ini pada usianya yang ke-52. Christopher Reeve adalah Superman yang sesungguh-sungguhnya.
